Enron adalah sebuah
perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat.
Perusahaan ini didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas Company, sebuah
konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone Star Gas Company,
dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan konsorsium ini secara
bertahap dibubarkan antara 1941 hingga 1947 melalui penawaran saham kepada
publik. Pada 1979, Northern Natural Gas mengorganisir dirinya sebagai
perusahaan induk, Internorth, yang menggantikan Northern Natural Gas di New
York Stock Exchange. Enron sebelum tahun 2001 mempekerjakan sekitar 21.000
orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam
bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, serta komunikasi.
Pada 2 Desember 2001,
Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11 akibat kebangkrutan yang
melanda perusahaan tersebut. Kebangkrutan ini disebabkan kegagalan pada proses
bisnis dan manajemen (Eiteman, dkk, 2007). Juga akibat adanya penipuan
akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif.
Jeffrey Skilling
menjelaskan kebangkrutan Enron disebabkan terganggunya proses bisnis akibat
credit rating perusahaan menurun pada November 2001. Hal ini dikarenakan
sebagai perusahaan trading, membutuhkan rating nilai investasi untuk melakukan
perdagangan dengan perusahaan lain. Tidak ada nilai yang baik, maka tidak akan
ada perdagangan. Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan
disebabkan hutangnya yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam
neraca (off balance sheet) kemudian diklasifikasikan ulang sehingga tercatat
dalam neraca (on balance sheet). Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi
bertambah hingga sebesar $38 juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat
banyak special purpose entity (SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam
neraca yang memiliki banyak hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan saat
dilakukan konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan nilai ekuitas perusahaan
jatuh.
Pada kasus Enron ini,
lembaga-lembaga eksternal juga ikut bertanggung jawab terjadinya kasus
tersebut. Diantaranya;
1. Auditor
Arthur Andersen (satu
dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah kantor akuntan Enron. Tugas
dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah
laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted accounting practices).
Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen juga menyediakan konsultasi
untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya.
Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan akibat pembayaran yang begitu
besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya
konsultasi.
2. Konsultan
hukum
Konsultan hukum Enron,
khususnya Vinson & Elkins juga disewa oleh Enron. Konsultan hukum ini
bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas strategi, struktur, dan
legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron. Sama dengan Andersen, saat
ditanyakan mengapa tidak ikut menghalangi ide dan aktivitas ilegal Enron,
konsultan hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak memberikan informasi yang
lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs.
3. Regulator
Enron sebagai
perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi diawasi oleh Federal
Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak melakukan
pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan aktivitasnya
dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar negara.
4. Pasar
ekuitas
Sebagai perusahaan
publik, Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC. Akan tetapi dalam
pengawasannya SEC, tidak melakukan investigasi secara mendalam atau melakukan
konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang
dibuat oleh lembaga lain seperti auditor perusahaan (Arthur Andersen).
Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi peraturan perdagangan di NYSE.
Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya melakukan verifikasi firsthand.
5. Pasar
hutang
Enron, seperti
perusahaan lainnya menginginkan dan membutuhkan sebuah nilai rating. Sehingga
Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s untuk
memberikan nilai
rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang
diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah, perusahaan
rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada data yang diberikan
kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan Enron. Terjadi
perdebatan apakah perusahaan rating harus memeriksa total hutang perusahaan
atau tidak. Khususnya yang berkaitan dengan SPEs.
Meningkatnya defisit
dalam arus kas perusahaan menyebabkan timbulnya masalah manajemen keuangan yang
mendasar pada Enron. Pertumbuhan perusahaan membutuhkan adanya modal eksternal.
Tambahan modal dapat diperoleh dari hutang baru dan ekuitas baru. Ken Lay dan
Jeff Skilling, enggan untuk menerbitkan jumlah besar dari ekuitas baru. Karena
akan mendilusi laba dan jumlah saham yang dipegang oleh pemegang saham. Pilihan
menggunakan utang juga terbatas, dengan tingkat utang yang tinggi menyebabkan
rating Enron hanya sebesar BBB, tingkat rating yang rendah oleh lembaga pemberi
rating (Eiteman, dkk, 2007).
Andrew Fastow bersama
dengan asistennya membuat SPEs, alat yang digunakan dalam jasa keuangan. SPEs
memiliki dua tujuan penting, pertama; menjual aset-aset yang bermasalah ke
rekanan. Enron menghilangkan aset tersebut dari neraca, mengurangi tekanan
akibat utang dan menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal ini dapat
mendatangkan dana tambahan untuk membiayai kesempatan investasi baru. Kedua;
memperoleh pendapatan untuk memenuhi laba yang disyaratkan oleh Wall Street.
SPEs dibiayai dari tiga
sumber; (1) ekuitas dalam bentuk saham tresuri, (2) ekuitas dalam bentuk
minimum 3% dari aset yang berasal dari pihak ketiga yang tidak berhubungan, (3)
jumlah yang besar dari utang bank. Modal ini berada pada sisi kanan neraca SPEs,
akan tetapi pada sisi kiri modal digunakan untuk membeli aset dari Enron. Hal
ini menyebabkan harga saham SPEs berkaitan dengan harga saham Enron. Saat saham
SPEs naik, maka saham Enron ter-apresiasi. Sedangkan saat harga saham SPEs
turun, maka harga saham Enron ter-depresiasi (Eiteman, dkk, 2007).
Menurunnya harga saham
Enron hingga $47 per lembar saham pada bulan Juli 2001, menyebabkan investor
curiga. Hal ini menyebabkan Sherron Watkins, wakil presiden Enron mencoba
memperingatkan Kenneth Lay dengan membawa 6 lembar surat yang menjelaskan
proses akuntan yang tidak wajar sehubungan dengan SPEs dan memperingatkan akan
kecurangan proses akuntan. Akan tetapi peringatan Sherron Watkins tidak
dihiraukan oleh Ken Lay, sehingga terjadilah tsunami di Enron. Harga sahamnya
jatuh hingga tersisa $1 per lembar saham yang menyebabkan Enron bangkrut. Pada
Bulan Februari 2002, Sherron Watkins dipanggil oleh DPR untuk menjelaskan
skandal Enron, tentang aktivitas akuntansi perusahaan. Kemudian Sherron Watkins
menjelaskan semua permasalahan tersebut, dan menyebabkan dirinya dijuluki
sebagai courageous whistleblower.
Komplikasi skandal ini
bertambah, karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat tinggi gedung
putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana
politik dari perusahaan ini. 70 persen senator, baik dari Partai Republik
maupun Partai Demokrat, pernah menerima dana politik. Dalam Komite yang
membidangi energi, 19 dari 23 anggotanya juga termasuk yang menerima sumbangan
dari perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan
George W. Bush merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama merupakan
perusahaan publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron
tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam
penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak orang
curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan
istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan
perusahaan itu.
Kasus
Enron dan KAP Arthur Andersen
Kasus Enron melibatkan
kantor akuntansi publik Arthur Andersen, manajemen Enron telah melakukan window
dressing dengan cara menaikkan pendapatannya senilai US $ 600 juta dan
menyembunyikan utangnya sebesar US $ 1,2 miliar dengan teknik off-balance
sheet. Auditor Enron, Arthur Andersen kantor Huston dipersalahkan karena ikut
membantu proses rekayasa laporan keuangan selama bertahun-tahun. Akhirnya pada
waktu yang singkat, Enron melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar
modal. Arthur Andersen juga dipersalahkan karena telah melakukan pemusnahan
ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit
Enron. Perbuatan yang dilakukan oleh Arthur Andersen tidak sesuai dengan
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) dan Generally Accepted Auditing
Standard (GAAS). Seharusnya Arthur Andersen bekerja dengan penuh kehati-hatian
sehingga informasi keuangan yang telah diauditnya dapat dipercaya tidak
mengandung keragu-raguan.
Enron merupakan
perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa)
dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985.
Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan
diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada
kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain
meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis
keuangan. Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus
menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan
global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai
bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron,
suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan
terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS
jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal
perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan
perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut
melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan
dengan hancurnya Enron (debacle), dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Board
of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan
dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya
bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek
akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
2. Enron
merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing
secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
a. Mantan
Chief Audit Executif Enron(Kepala internal audit) semula adalah partner KAP
Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
b. Direktur
keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian
besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3. Pada awal
tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan
mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko
yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari
hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP
Andersen.
4. Salah
seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting
perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan
dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001.
CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi
atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk
mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan.
Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada
hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
5. Pada
tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi
$393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron,
Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek
yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan
biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar
yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi
$644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai
beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
6. Pada
tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan
dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang
perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan
pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning)
berkurang dalam jumlah yang sama.
7. Enron
dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran
dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan
terhadap proses peradilan.
8. Dana
pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron. Sementara
itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya.
9. KAP
Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002.
sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah
berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
10. CEO
Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan tetapi
masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada tanggal 4
Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.
11. Tanggal
28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar untuk
menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
12. Pemerintahan
Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron dan KAP
Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di
Amerika.
13. Tanggal
14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas
tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
14. KAP Andersen terus
menerima konsekuensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien,
pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang
meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
15. Tanggal
22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk
melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP
Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan
membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen
baru.
16. Tanggal
26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari jabatannya.
17. Tanggal
8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai
penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan
proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus
KAP Andersen dan Enron.
18. Tanggal
9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai presiden dan
Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
19. Tanggal
15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah
melakukan hambatan terhadap proses peradilan
Dampak Keruntuhan Enron
Keruntuhan perusahaan
energi Enron cukup banyak berdampak bagi dunia bisnis internasional. Akibat
kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya 4.000 karyawan kehilangan
pekerjaan. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya
yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua
kreditor terbesarnya). Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga
dirugikan karena simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana
pensiun dan tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tanpa
nilai.
Banyak lembaga keuangan
internasional juga ikut menderita kerugian akibat bangkrutnya Enron, sehingga
membuat mereka semakin berhati-hati dalam membidik peluang investasi.
Perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal diharuskan
memenuhi persyaratan pembeberan (disclosure) yang luar biasa ketat.
Kasus Enron juga
melatarbelakangi munculnya Sarbanes Oxley. Sarbanes Oxley adalah nama lain dari
undang-undang reformasi perlindungan investor (The Company Accounting Reform
and Investor Protection Act of 2002) yang ditandatangani George Bush bulan Juli
tahun 2002 lalu. Banyak yang menyebutkan bahwa undang-undang ini adalah reaksi
keras regulator AS terhadap kasus Enron pada akhir tahun 2001. Inti utama dari
undang-undang ini adalah upaya untuk lebih meningkatkan pertanggungjawaban
keuangan perusahaan publik (good corporate governance). Undang-undang ini
berpengaruh signifikan terhadap manajemen perusahaan publik, akuntan publik
(auditor), dan pengacara yang berparaktek di pasar modal. Mengingat sifatnya
yang sangat ketat dan berdampak luas, undang-undang ini terbilang kontroversial
dan menjadi polemik hingga sekarang.
Arthur Andersen LLP
(member di Amerika Serikat) yang dianggap ikut bersalah dalam kebangkrutan
Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa negara seperti,
Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG, Australia
dan Selandia Baru dengan Ernest & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche
Tohmatsu. Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan
pemerintah. Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal klien-klien Andersen
LLP beralih ke berbagai auditor. Antara lain Delotte and Touche (10 persen),
KPMG (11 persen), PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28
persen). Dan yang berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum
tahu berpindah kemana sebanyak 40 persen. Masih banyak lagi hal-hal yang
dipengaruhi oleh keruntuhan Enron, seperti munculnya trauma dalam bursa saham
terhadap efek domino skandal Enron. Hal ini membuat para investor mengurangi
aktivitasnya di bursa saham sehingga gairah bursa dunia menjadi lesu.
Dampak Kasus Enron dan
KAP Andersen
1. Pemerintah
AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor dengan
cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan
publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight
Board) yang bertugas:
· Mendaftar
KAP yang mengaudit perusahaan publik
· Menetapkan
atau mengadopsi standar audit, pengendalian mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit
perusahaan publik.
· Menyelidiki
KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan mengenakan sanksi
jika perlu.
· Melaksanakan
kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar professional di KAP
· Meningkatkan
ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar professional,
peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan publik.
2. Perubahan-perubahan
yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act
· Untuk
menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa non audit
kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa non audit yang
dilarang :
a. Pembukuan
dan jasa lain yang berkaitan.
b. Desain
dan implementasi sistem informasi keuangan.
c. Jasa
appraisal dan valuation
d. Opini
fairness
e. Fungsi-fungsi
berkaitan dengan jasa manajemen
f. Broker,
dealer, dan penasihat investasi
· Membutuhkan
persetujuan dari audit committee perusahaan
sebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena
definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris
menjadi audit committee.
· Melarang
KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan jasa audit
tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.
· KAP
harus segera membuat laporan kepada audit committee yang menunjukkan kebijakan
akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif perlakuan-perlakuan akuntansi
yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan manajemen perusahaan,
pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.
· KAP
dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting officer,
controller klien sebelumnya bekerja di KAP tersebut dan mengaudit klien
tersebut setahun sebelumnya.
3. SOX
melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi investigasi
pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu, kini CEO dan
CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan yang mereka laporkan
adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi yang dilaporkan adalah
wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai tambahan, menjadi semakin
banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan pelanggaran ini.
4. International
Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi kode etik bagi
para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai berikut “ para
profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam kaidah-kaidah
aturan profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada
saat masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan perusahaan yang tidak
sesuai dengan hukum yang berlaku”.
5. AICPA
dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang melarang KAP
untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya kepada
perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.
6. Jhon
Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe
SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-Undang yang
mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan dan melaporkan ketaatanyan
terhadap pedoman corporate governance.
7. Securities
Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange (NYSE), menyerukan bahwa
auditor internal harus lebih mempertajam peran dalam pemeriksaan ketaatan,
mengelola resiko, dan mengembangkan operasi bisnis, dan setiap perusahaan
diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern (James : 2003).
BIG FOUR
Kasus
kolapsnya Enron telah menyeret Arthur Andersen, yang mengadit laporan keunagan
Enron, ke dalam serangkaian penyelidikan oleh otoritas bursa US. Hasil
penyelidikan menyimpulkan Arthur Andersen terlibat dalam skandal tersebut.
Kantor akuntan Arthur Andersen didakwa melawan hukum karena menghancurkan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengauditan Enron, dan menutup-nutupi
kerugian jutaan dolar. Hasil keputusan hukum secara efektif menyebabkan
kebangkrutan global dari bisnis Arthur Andersen. Kantor akuntan di seluruh
dunia yang berada di bawah bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan
kebanyakan menjadi anggota kantor akuntan internasional lainnya. Di UK, para
partner Arthur Andersen setempat kebanyakan bergabung dengan Ernst & Young
dan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Indonesia, para partner Arthur Andersen pada
akhirnya bergabung dengan Ernst & Young.
The
big 4 selengkapnya adalah:
1.
Ernst & Young
2.
Deloitte Touche Tohmatsu
3.
KPMG
4.
PricewaterhouseCoopers
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar