PENGARUH
BUDAYA TERHADAP PERLAKUAN AKUNTANSI
Meskipun terdapat perhatian yang mendalam mengenai banyaknya
pengaruh faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan akuntansi secara
global, para ahli juga percaya bahwa terdapat perbedaan pola secara sistematis
mengenai perilaku akuntansi di beberapa negara. Untuk mengetahui apakah
terdapat keseragaman atau perbedaan yang sistematis di dalam sistem akuntansi
yang mungkin dapat mengelompokkan beberapa negara menjadi satu, maka
diperlukannya suatu pengklasifikasian yang memadai.
Perbedaan pola perilaku akuntansi bisa diidentifikasi dalam
penilaian yang dihasilkan dari beberapa tahun perkembangan terhadap
faktor-faktor seperti nilai-nilai budaya, sistem hukum, orientasi politik, dan
perkembangan ekonomi. Tantangan kita saat ini adalah untuk menyesuaikan diri
dari budaya yang lalu dengan desakan global akan transparansi dan kredibilitas
akuntansi untuk memfasilitasi arus modal efisien ke pasar keuangan. Untuk
melakukan ini, diperlukannya pengakuan bahwa tradisi dan budaya membentuk
pemikiran akuntansi di sebuah negara dan perubahan tersebut dapat diperoleh
ketika kita mengetahui dan memahami budaya tersebut.
Fungsi Klasifikasi Internasional
Proses klasifikasi akan membantu kita untuk menjelaskan dan membandingkan
sistem akuntansi internasional dengan cara yang baik dalam pemahaman kita
mengenai realita yang kompleks tentang praktek akuntansi.
Rencana klasifikasi akan membantu kita dalam memahami:
1. Dapat membantu mengetahui sejauh mana suatu sistem mempunyai
kesamaan dan perbedaan
2. Bentuk-bentuk perkembangan sistem akuntansi suatu negara
dibandingkan dengan yang lain serta kemungkinannya untuk berubah
3. Alasan mengapa suatu sistem mempunyai pengaruh dominan dibandingkan
dengan yang lainnya.
4. Dapat membantu pengambilan keputusan untuk menilai prospek
dan problem dalam masalah harmonisasi internasional.
Klasifikasi juga akan membantu pembuat keputusan menilai prospek dan masalah keselarasan internasional. Mereka kemudian akan lebih mampu memprediksi permasalahan yang dapat timbul di tingkat nasional dan juga dapat mengidentifikasi solusi yang memadai karena memiliki pengetahuan tentang beberapa negara yang memiliki pola perkembangan yang mirip.
Pengklasifikasian Akuntansi dan Sistem Pelaporan
Penelitian mengenai pengklasifikasian sistem akuntansi memiliki dua bentuk utama yaitu pendekatan deductive atau judgmental dan pendekatan inductive atau empirict
Penelitian mengenai pengklasifikasian sistem akuntansi memiliki dua bentuk utama yaitu pendekatan deductive atau judgmental dan pendekatan inductive atau empirict
1. Pendekatan deductive (The Deductive Approach)
Pada pendekatan deductive dapat mengidentifikasikan faktor
lingkungan yang relevan dan mengkaitkan itu dengan praktek akuntansi nasional,
pengelompokan internasional atau pola perkembangan yang diajukan.
Analisa lingkungan yang dilakukan oleh Mueller dipublikasikan dalam bukunya international Accounting (1967) mengidentifikasi empat pendekatan yang berbeda dalam perkembangan akuntansi, yaitu :
a. Pola ekonomi makro (Macroeconomic Pattern) Pada pendekatan
ini dapat dilihat bahwa ternyata akuntansi dalam bisnis sangat berhubungan erat
dengan kebijakan perekonomian nasional. Tujuan perusahaan biasanya mengikuti
kebjakan ekonomi nasional. Beberapa negara yang memakai pendekatan ini adalah
Swedia, Prancis dan Jerman
b. Pola ekonomi mikro (Microeconomic Pattern) Dalam pendekatan
ini akuntansi dipandang sebagai cabang dari ekonomi bisnis dan konsep akuntansi
diperoleh dari analisa ekonomi dan berhubungan dengan pemeliharaan dalam modal
yang diinvestasikan ke dalam perusahaan atau dengan kata lain konsep akuntansi
merupakan derivasi dari analisa ekonomi. Konsep utamanya adalah bagaimana
mempertahankan investasi modal dalam sebuah entitas bisnis.
c. Pola Disiplin Independen (Independent Discilpine Approach)
Dalam pendekatan ini akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa dan merupakan
bagian dari praktek bisnis. Akuntansi diasumsikan dapat mengembangkan kerangka
konseptualnya sendiri yang didasarkan pada pengalaman praktek bisnis yang
sukses. Negara Amerika dan Inggris menganut pendekatan ini..
d. Pola keseragaman akuntansi (Uniform Accounting Approach)
Dalam pendekatan ini akuntansi dipandang sebagai alat yang efisien untuk
melaksanakan pekerjaan administrasi dan kontrol. Dalam hal ini, akuntansi juga
digunakan untuk mempermudah penggunaan dan menyeragamkan baik pengukuran,
pengungkapan dan penyajian serta sebagai kontrol untuk semua tipe bisnis dan
pemakai termasuk manajer, pemerintah dan otorisasi perpajakan.
Selain itu klasifikasi yang dilakukan oleh G.G Mueller yang
dimuat dalam The International Journal of Acounting (Spring 1968) yang
menggunakan penilaian ekonomi, kompleksitas bisnis, situasi politik serta
sistem hukum, membagi negara-negara ke dalam 10 kelompok berdasarkan sistem
akuntansi, yaitu :
1. Amerika Serikat / Kanada / Belanda
2. Negara-negara persemakmuran Inggris
3. Jerman / Jepang
4. Daratan Eropa (tidak termasuk Jerman Barat, Belanda dan
Skandinavia)
5. Skandinavia
6. Israel / Meksiko
7. Amerika Selatan
8. Negara berkembang
9. Afrika (tidak termasuk Afrika Selatan)
10. Negara-negara komunis
Pendekatan Induktif (The Inductive Approach)
Dalam pendekatan inductive praktek akuntansi individual
dianalisa, pola perkembangan atau pengkelompokan diidentifikasi, dan di akhir,
penjelasan dibuat dari sudut pandang ekonomi, sosial, politik, dan
faktor-faktor budaya.
Pendekatan Inductive yang digunakan untuk mengidentifikasi pola akuntansi dimulai dengan menganalisa setiap praktek akuntansi. Sebuah penelitian statistik tentang prakek akuntansi internasional yang dilakukan oleh Nair dan Frank ( Juli 1980) secara empiris membedakan antara praktek pengukuran dan pengungkapan karena keduanya dianggap memiliki pola perkembangan yang berbeda. Penelitian yang menggunakan data Price Waterhouse (1973) tersebut menunjukkan bahwa terdapat empat pengelompokkan karakteristik praktek pengukuran yaitu yang mengikuti model dari: British Commonwealth, Latin American, Continental European, dan United States. Namun masalah yang muncul dari tipe riset seperti ini adalah kurangnya data yang relevan dan yang dapat diandalkan untuk investigasi. Dan juga, dalam pengklasifikasian seperti ini, penelitian tidak terlalu memperhatikan pengaruh budaya sebagai suatu variabel yang mendasar sebagai faktor pengaruh perbedaan sistem akuntansi internasional.
Nair dan Frank dalam The Accounting Review (Juli 1980) membagi negara-negara ke dalam 5 kelompok besar berdasarkan perbedaan dalam praktek pengungkapan dan penyajian, yaitu :
1. Model Persemakmuran Inggris
2. Model Amerika Serikat
3. Model Eropa Utara dan Tengah
4. Model Ame rika Serikat
5. Chili
Selain itu juga ada pendapat dari Nobes dalam Journal of Business Finance and Accounting (Spring 1983) mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan sistem akuntansi yaitu :
1. Tipe pemakai laporan keuangan yang dipublikasikan
2. Tingkat kepastian hokum
3. Peraturan pajak dalam pengukuran
4. Tingkat konservatisme
5. Tingkat keketatan penerapan dalam historical cost
6. Penyesuaian Replacement Cost
7. Praktek konsolidasi
8. Kemampuan untuk memperoleh provisi
9. Keseragaman antarperusahaan dalam penerapan peraturan
Pengaruh Budaya dalam Sistem Akuntansi
Dalam akuntansi, pengaruh penting budaya dan latar belakang
historis mulai dipertimbangkan. Harrison dan McKinnon mengajukan ide kerangka
metodelogi yang mengunakan budaya untuk menganalisa perubahan di peraturan
pelaporan keuangan perusahaan di tingkat nasional. Budaya dipertimbangkan
sebagai bagian yang penting dalam kerangka untuk memahami bagaimana sistem
sosial berubah karena budaya mempengaruhi norma dan nilai dan perilaku grup di
dalam sistem tersebut.
Gray menyatakan bahwa budaya atau nilai sosial, di tingkat
nasional bisa diprediksi dapat menembus sub-budaya organisasi dan pekerjaan,
meskipun dengan tingkat integrasi yang berbeda. Sistem akuntansi dan praktek
bisa mempengaruhi dan menguatkan nilai sosial.
Struktur Elemen Budaya
yang mempengaruhi Bisnis
Analisa statistik yang
dikemukakan oleh Hofstede (1984) menghasilkan empat dasar nilai sosial dimensi
yaitu:
1. Individualistik vs Kolektivitas
2. Kesenjangan Kekuasaan Besar vs Kecil
3. Menghindari Ketidakpastian Kuat vs Lemah
4. Maskulin vs Feminim
1. Individualistik vs Kolektivitas
2. Kesenjangan Kekuasaan Besar vs Kecil
3. Menghindari Ketidakpastian Kuat vs Lemah
4. Maskulin vs Feminim
Penelitian yang
dilakukan oleh Hofstede juga menunjukkan bagaimana negara-negara bisa
dikelompokkan menjadi area budaya, berdasarkan skor terhadap 4 nilai dimensi,
menggunakan analisa cluster dan mempertimbangkan faktor geografis dan historis.
Nilai Akuntansi
Gray (1988) mengidentifikasikan 4 nilai akuntansi untuk profesi akuntan dan praktek akuntansi:
1. Profesionalisme vs peraturan perundang-undangan: nilai ini mencerminkan tentang pilihan untuk menggunakan pendapat seorang profesional dan pemeliharaan kode-etik profesional sendiri daripada menggunakan pertimbangan hukum dan kontrol perundang-undangan.
2. Keseragaman vs fleksibilitas: nilai ini mencerminkan tentang pemilihan untuk menggunakan keseragaman praktek akuntansi antara perusahaan dan menggunakannya secara konsisten dari waktu-ke-waktu, daripada bersifat fleksibel untuk menyesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing.
3. Konservatisme vs optimisme: nilai ini mencerminkan tentang pemilihan untuk selalu berhati-hati dan konservatif dalam pengukuran sehingga dapat meminimalisir resiko di masa datang, ketimbang bersikap optimis dan berani menghadapi resiko yang besar.
4. Kerahasiaan vs transparansi: nilai ini mencerminkan tentang pemilihan untuk tetap merahasiakan informasi dan hanya mengungkapkan informasi bisnis kepada orang-orang tertentu yang sangat dekat dan berkaitan dengan pihak manajemen dan keuangan, daripada bersifat terbuka, transparan dan menggunakan pendekatan akuntansi publik.
Gray (1988) mengidentifikasikan 4 nilai akuntansi untuk profesi akuntan dan praktek akuntansi:
1. Profesionalisme vs peraturan perundang-undangan: nilai ini mencerminkan tentang pilihan untuk menggunakan pendapat seorang profesional dan pemeliharaan kode-etik profesional sendiri daripada menggunakan pertimbangan hukum dan kontrol perundang-undangan.
2. Keseragaman vs fleksibilitas: nilai ini mencerminkan tentang pemilihan untuk menggunakan keseragaman praktek akuntansi antara perusahaan dan menggunakannya secara konsisten dari waktu-ke-waktu, daripada bersifat fleksibel untuk menyesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing.
3. Konservatisme vs optimisme: nilai ini mencerminkan tentang pemilihan untuk selalu berhati-hati dan konservatif dalam pengukuran sehingga dapat meminimalisir resiko di masa datang, ketimbang bersikap optimis dan berani menghadapi resiko yang besar.
4. Kerahasiaan vs transparansi: nilai ini mencerminkan tentang pemilihan untuk tetap merahasiakan informasi dan hanya mengungkapkan informasi bisnis kepada orang-orang tertentu yang sangat dekat dan berkaitan dengan pihak manajemen dan keuangan, daripada bersifat terbuka, transparan dan menggunakan pendekatan akuntansi publik.
Nilai Akuntansi, kultur dan Klasifikasi Internasional
Setelah mengkaitkan nilai sosial pada nilai akuntansi
internasional, seperti perkataan Gray, ternyata memungkinkan untuk membedakan
antara kekuasaan sistem akuntansi, yaitu sejauh mana sistem tersebut
dipengaruhi oleh kontrol perundang-undangan atau profesionalisme, dengan
pengukuran dan pengungkapan karakteristik sistem akuntansi. Dengan cara ini,
nilai akuntansi dapat dihubungkan dengan karakteristik sistem akuntansi.
Tekanan Internasional untuk Perubahan Akuntansi
Faktor – faktor tekanan internasional yang mempengaruhi perubahan akuntansi adalah interpendensi ekonomi dan politik antarnegara, penanaman modal asing langsung, perubahan strategi perusahaan multinasional, dampak teknologi baru, pertumbuhan yang cepat dari pasar uang internasional, ekspansi bisnis jasa, dan berbagai kegiatan organisasi internasional. Sebuah model yang dibuat oleh Gray (1988) untuk meneliti proses perubahan akuntansi. Diagram dalam model tersebut mengidentifikasikan beberapa faktor penting mengenai tekanan internasional yang mempengaruhi perubahan akuntansi seperti:
1. Perkembangan ekonomi dan politik internasional
2. Kecenderungan baru dalam Foreign Direct Investment
3. Perubahan dalam strategi perusahaan Multinasional
4. Pengaruh teknologi baru
5. Perkembangan pasar keuangan internasional
6. Bisnis ekspansi
7.
Aktivitas organisasi regulator
internasional
Menurut pendapat saya, perkembangan perlakuan akuntansi yang
diterapkan oleh setiap negara dapat dipengaruhi oleh budaya dari masing-masing
negara tersebut. Hal ini dikarenakan setiap negara mempunyai budaya yang
berbeda-beda baik dari segi pencatatan, pengklasifikasian, penyajian maupun
penjelasannya. Walaupun secara global dasar akuntansi yang diterapkan pada
setiap negara adalah sama, namun budaya
pada masing-masing negara dapat membedakan perlakuan akuntasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar