A. Sejarah Akuntansi
Pada dasarnya akuntansi
itu sama yaitu sarana bagi manajemen untuk mengkomunikasikan posisi keaungan, kinerja
dan perubahan posisi keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Akuntansi
menyediakan informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik maupun
internasional. Awalnya, akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan
(double entry bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15.
Lucalah orang yang
pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system
dalam bukunya berjudul : Summa the arithmetica geometria proportioni et
proportionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa
prinsip dasar double accounting system bukanlah ide murni Luca namun dia hanya
merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan
mempublikasikannya.
Paruh Pertama abad 20,
seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan masalah akuntansi
muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu
akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin terasa
di Dunia Barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan
standar dan praktik nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan
profesional.
Perkembangan Akuntansi
Tahun 1775 :
pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry
maupun double entry.
Tahun 1800 : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam
perusahaan.
Tahun 1825
: mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
Tahun 1850
: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap
lebih penting.
Tahun 1900
: di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian
yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun 1925
: Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan,
akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah. Sistem akuntansi yang
manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya“punch card record”.
Tahun 1950 s/d 1975 :
Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
Lalu, sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP). Hingga Perencanaan
manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
Tahun 1975
: Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai
dikenal. Dan Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap
transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
B. Perkembangan
Akuntansi di Indonesia
Akuntansi mulai
diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukti yang jelas terdapat
pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747.
Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa
dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha
swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia.
Praktik akuntansi di
Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB 2003)
atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik
akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan
yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso
1995). Pada era ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan
(double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli.
Perusahaan VOC milik Belanda-yang merupakan organisasi komersial utama selama
masa penjajahan-memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia
selama era ini (Diga dan Yunus 1997).
Pengiriman Van Schagen
merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan Negara-Government Accountant
Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soermarso 1995). Akuntan publik
yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor di
Indonesia pada tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang
lain yaitu kantor akuntan H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan
Akuntan Pajak-Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995).
Pada era penjajahan,
tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan publik. Orang Indonesa
pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie, yang diangkat
sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929
(Soemarso 1995).
Kesempatan bagi akuntan
lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945, dengan mundurnya Belanda
dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya ada satu orang akuntan yang berbangsa
Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso 1995). Praktik akuntansi model
Belanda masih digunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan
pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda.
Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang
Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan
tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997).
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar