Jumat, 15 Januari 2016

Review Film: Star Wars Eps. VII – The Force Awakens

Arah Baru yang Menjanjikan

 30 tahun sejak episode keenam, Star Wars Eps. VII: The Force Awakens bisa dibilang menggabungkan dua nilai jual dalam satu ruang yang sama – nostalgia yang kuat, tetapi juga menyisipkan beberapa hal baru yang membuatnya pantas untuk diantisipasi. Anda akan dibawa untuk menjelajahi kisah dua karakter utama – Rey (Daisy Ridley) – seorang Scavenger dari planet Jakku yang terjebak dalam sebuah takdir dan konflik yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya, dan tentu saja – Finn (John Boyega) seorang Stromtrooper yang “tak berfungsi” sebagaimana mestinya. Keduanya bertemu dalam sebuah situasi yang tak pernah mereka prediksikan dan memutuskan untuk saling bahu-membahu, memosisikan diri mereka pada sebuah konflik klasik yang kini menghadirkan sebuah faksi antagonis baru – The First Order.

Kita tampaknya harus mengakui bahwa J.J. Abrams memang punya tugas dan tanggung jawab yang berat di Star Wars Eps VII: The Force Awakens ini. Pertama, kita berbicara soal sebuah film, sebuah franchise raksasa lintas generasi dengan basis fans fanatik yang begitu kuat. Bukan sesuatu yang mudah untuk menawarkan sesuatu yang baru di dalamnya, tentu saja. Kedua, dengan fakta bahwa ia akan “melanjutkan” tiga episode dari trilogi pertama Star Wars, ada sedikit ekspektasi soal nostalgia di sini. Untuk hal ini, ia melakukan tugasnya dengan sangat baik. The Force Awakens adalah sebuah kisah yang akan menarik generasi fans baru tetapi juga menyediakan fan service yang cukup memuaskan untuk mereka yang sudah jatuh hati lama dengan seri ini. Sayangnya, ada sesuatu yang berakhir jadi dilema tersendiri di dalamnya.


Untuk mereka yang mengikuti Star Wars, hampir tak ada sesuatu yang “baru” di The Force Awakens selain plot dan karakter yang ia tawarkan. Mengapa? Karena sensasi nostalgia yang ia tawarkan mengalir kentara dari beragam formula yang sebenarnya sudah diiimplementasikan di trilogi awal (IV – V – VI) yang kemudian mengalami sedikit modifikasi dan ditawarkan ulang dalam format yang baru dan berbeda. Dulu Anda punya Death Star, sekarang Anda punya Starkiller Base. Dulu Anda punya kisah seorang yang bukan siapa menjadi seseorang yang penting, di sini Anda juga mendapatkan hal yang sama, dulu Anda punya Darth Vader, dan sekarang Anda punya Kylo Ren. Ada rumus yang terasa familiar di sana. Namun apakah berarti The Force Awakens sesuatu yang buruk dan monoton? Tunggu dulu. Karena terlepas dari sensasi nostalgia tersebut, ia berhasil membangun sebuah pondasi yang kokoh untuk dua seri selanjutnya. Sebuah pondasi yang cukup untuk membuat kami penasaran dan ingin segera agar kedua seri lanjutan tersebut dirilis secepat mungkin.
Daya tarik yang diracik dengan mengkombinasikan banyak elemen lawas dalam karakter dan cerita baru ini berakhir sangat memuaskan. Ditambah dengan kemampuan J.J. Abrams untuk menawarkan sebuah atmosfer dunia Star Wars yang tepat sasaran dan hidup, apalagi dengan komitmen untuk membangun sebagian besar karakter dan setting secara fisik tanpa CGI, menyempurnakan segala sesuatunya. Namun kekuatan utama Star Wars dari kacamata kami justru terletak pada karakter yang luar biasa.
Kekuatan Karakter dan Casting

Kemampuan teknologi saat ini memang membuat The Force Awakens terlihat luar biasa dan menawarkan begitu banyak fan service yang mungkin tak bisa dicapai di masa lalu, mengingat betapa “kakunya” pertempuran trilogi pertama karena keterbatasan teknologi di tahun 1970-an silam. Dengan teknologi saat ini, The Force Awakens bisa membangun apapun yang ingin mereka bangun. Dogfighting antara Millenium Falcon dan Tie Fighters, efek destruktif Starkiller, hingga kedatangan dramatis para X-Wing di atas air dengan kecepatan tinggi, The Force Awakens memperlihatkan sensasi sebuah film Star Wars “modern” yang kentara. Namun pada akhirnya, acungan jempol yang membuat The Force Awakens bersinar justru terletak pada karakter yang ia tawarkan.
Karakter dan casting, inilah dua kekuatan utama The Force Awakens. Siapa yang menyangka bahwa kisah persahabatan antara seorang Stromtrooper yang mulai mempertanyakan hati nuraninya sendiri dan seorang pengumpul barang rongsokan dari Jakku berakhir menjadi sebuah eksekusi kisah yang luar biasa. Anda mungkin baru mengenal Rey, Anda mungkin baru mengenal Finn, namun keduanya hadir dengan karakter yang kuat dan konflik yang akan membuat Anda terus tertarik. Apalagi interaksi keduanya terlihat natural, hidup, dan dipenuhi dengan bumbu humor yang tepat sasaran. Seberapa efektif keduanya? Cukup untuk membuat kami tenggelam dan sempat tak lagi peduli apakah Han Solo, Leia, atau Luke akan muncul di layar atau tidak di episode terbaru ini. Terlepas dari sensasi nostalgia yang ada, J.J.Abrams berhasil membuatnya lebih tegas bahwa episode baru ini tak pernah soal meracik ulang masa lalu dalam bungkusan baru. Ini adalah soal perjalanan dan kisah kepahlawanan yang berbeda.

Salut juga pantas diarahkan pada sosok Kylo Ren, yang harus kami akui, cukup kami pandang “rendah” di awal-awal rilis trailer. Mengapa? Karena secara rasional, Abrams punya pekerjaan berat untuk membuat Kylo Ren semenarik atau sefantastis sosok seorang Darth Vader yang ikonik. Tak mudah untuk mengganti sosok seorang Sith Lord bertangan dingin yang satu ini. Namun ketika Kylo Ren pertama kali muncul, kami langsung jatuh hati. Bukan karena ia lebih baik daripada Darth Vader, tetapi karena ia berbeda daripada Darth Vader. Karena posisinya tidak pernah soal “mengganti” peran seorang Darth Vader. Kylo Ren berhasil mengukuhkan diri sebagai seorang tokoh antagonis dengan daya tarik yang berbeda. Sebuah daya tarik dengan motif yang lebih kuat, lebih emosional, dan lebih personal di atas desain lightsaber dan bunyi dengungnya yang cukup untuk membuat bulu kuduk Anda merinding. Kylo Ren adalah sebuah magnet baru yang diracik fantastis. Ia bukan Darth Vader,  ia adalah seorang tokoh antagonis yang berbeda namun sama atau bahkan, lebih menarik.
Dan di atas semua karakter baru ini, berdiri karakter-karakter lawas ikonik yang akhirnya kembali dalam bentuk yang lebih tua dan keren di saat yang sama. Harrison Ford bahkan mampu terlihat “lebih Han Solo” dibandingkan Han Solo di kala ia muda berkat interaksinya dengan Chewbacca sekaligus beragam komentar pendek, singkat, tajam, sekaligus aksinya yang keren. Sementara Leia juga kembali dengan posisi dan peran yang lebih besar dan penting dibandingkan diri mudanya. Luke? Anda harus cari tahu sendiri dengan menonton film ini.

Bersama dengannya, dunia Star Wars dengan beragam makhluk asing dan tentu saja droid baru – BB-8 yang akan membuat hati Anda terenyuh jatuh hati. Karakter adalah kekuatan utama Star Wars Eps. VII: The Force Awakens.

J.J. Abrams juga berhasil menangkap talenta yang luar biasa untuk The Force Awakens ini. Sebelum film ini, siapa dari Anda yang mungkin familiar atau sempat mendengar nama Daisy Ridley atau John Boyega sebelumnya? Sebagian besar dari kita tak pernah. Apalagi fakta bahwa (bukan bermaksud rasis) bahwa John Boyega seorang aktor kulit hitam yang jadi fokus di beberapa trailer sebelumnya membuat seolah Abrams berjuang untuk menambahkan ekstra Shock Value untuk The Force Awakens. Namun keraguan ini seolah ditepis sejak awal Anda menikmati film ini. Apresiasi tertinggi pantas diarahkan pada akting dua karakter utama ini yang begitu luar biasa. Tak ada momen tak natural, reaksi yang diproyeksikan keluar dengan semestinya, cukup untuk membuat Anda percaya bahwa karakter yang mereka bawa memang “hidup”. Performa yang fantastis juga diperlihatkan oleh Adam Driver yang punya jauh lebih banyak hal untuk diperlihatkan, lebih dari sekedar topeng Kylo Ren yang ia usung.

Michael Jackson – The King Of Pop

Michael Jackson adalah seorang penyanyi dan penulis lagu yang berasal dari Amerika Serikat. Ia menyukai pop sehingga ia terkenal sebagai the "King of Pop" dan memopulerkan gerakan dansa "Moonwalk" yang telah menjadi ciri khasnya saat ia tampil.

Biodata Michael Jackson

Nama Lengkap : Michael Joseph Jackson
Tanggal Lahir : 29 Agustus 1958
Tempat Lahir : Gary, Indiana, Amerika Serikat
Kewarganegaraan : Amerika Serikat


Kehidupan Michael Jackson

Michael Joseph Jackson lahir pada tanggal 29 Agustus 1958 di Gary, Indiana, Amerika Serikat. Ia adalah keturunan seorang Afrika-Amerika, ia lahir sebagai anak ke 7 dari 9 bersaudara dari pasangan Joseph Jackson (ayah) dengan Katherine Jackson (ibu). Saudaranya antara lain Rebbie, Jackie, Tito, Jermaine, La Toya, Marlon, Randy, Janet Jackson.

Jackson pernah menyatakan bahwa sejak kecil ia sering mendapatkan perlakuan kekerasan dari ayahnya, baik secara fisik maupun mental, seperti cambuk, dan memanggilnya dengan panggilan kasar. Namun demikian, ia juga mengakui bahwa kedisiplinan yang diterapkan ayahnya membawa pengaruh besar bagi kesuksesannya.

Jackson pertama kali menceritakan masa kecilnya ketika ia diwawancara oleh Oprah Winfrey pada tahun 1993. Ketika itu ia juga bercerita bahwa pada saat kecil, ia sering menangis kesepian dan kadang-kadang muntah ketika melihat ayahnya. Pada acara Living with Michael Jackson (2003), Michael terlihat menangis menutupi wajahnya ketika ia menceritakan tentang masa kecilnya.

Marlon Jackson menceritakan, pernah dalam suatu perselisihan, Jackson diangkat terbalik kemudian dipukuli di punggung dan pantatnya. Joseph (ayahnya) pernah mengenakan topeng menakutkan untuk menakuti anaknya, ia masuk ke kamar, berteriak keras menakut-nakuti Jackson. Joseph mengatakan bahwa ia melakukan itu untuk mengajarkan anak-anaknya agar ketika tidur tidak membiarkan jendela kamar terbuka.

Karier

Jackson mulai mengambil peran sebagai penyanyi latar dan ikut menari. Dan akhirnya pada umur 8 tahun, ia dan Jermaine menjadi penyanyi utama, dan nama kelompok musik ini diganti menjadi The Jackson 5. Band ini melakukan tur di bagian tengah Amerika Serikat secara ekstensif pada tahun 1966 hingga 1968. Pada tahun 1966, mereka memenangi beberapa acara pencari bakat tingkat lokal.

Band The Jackson 5 telah merekam berbagai lagu, termasuk "Big Boy", untuk label rekaman lokal Steelwotn pada tahun 1967 dan menandatangani kontrak dnegan Motown Records pada tahun 1968. The Jackson 5 mulai masuk pada chart ketika empat single pertamanya (I Want You Back, ABC, The Love You Save, dan I'l Be There) menempati tangga pertama pada Billboard Hot 100.

Pada masa awal The Jackson 5, bagian relasi publik Mowton mengklaim bahwa Jackson berumur 9 tahun, meskipun sebenarnya ia berumur 11 tahun ketika itu. Mulai tahun 1972, Jackson merilis empat album solo dengan Motwon, di antaranya Got to Be There dan Ben.


The Jackson 5 menandatangani kontrak baru dengan CBS Record pada bulan Juni 1975, dalam divisi Philadelphia International Records yang kemudian diubah namanya menjadi Epic Records. Nama grup ini pun diubah dari The Jackson 5 menjadi The Jacksons dan menghasilkan enam album antara tahun 1976 hingga 1984, di mana sebagian besar lagunya di tulis oleh Michael Jackson.

Lagu yang dilahirkan oleh band The Jackson antara lain "Shake Your Body (Down to the Ground)", "This Place Hotel" dan "Can You Feel It." The Jackson juga memiliki acara TV sendiri di CBS, The Jacksons, yang mengudara dari tahun 1976 hingga 1977.

Pada tahun 1982, Epic merilis album kedua Jackson, Thriller. Kemunculan album ini dianggap sebagai puncak karier Jackson. Album kedua ini bertahan di 10 besar Billboard 200 selama 80 minggu berturut-turut. Tujuh lagu dari album ini secara bersamaan masuk dalam sepuluh besar Billboard Hot 100, tiga di antaranya "Billie Jean," "Beat It," dan "Wanna Be Startin' Somethin'."

Pada 25 Maret 1983, Michael Jackson tampil live dalam acara televisi spesial Motown 25: Yesterday, Today, Forever. Pada acara inilah ia pertama kali menampilkan gerakan tari nya yang terkenal, Moonwalk. Penampilannya di acara ini ditonton oleh sekitar 47 juta orang, dan hanya dapat disamai oleh penampilan Elvis Presley dan The Beatles danam The Ed Sullivan Show.

Pada tahun 1987, Jackson merilis album Bad, yang merupakan album pertamanya setelah berhenti selama lima tahun. Total penjualan album yang banyak ditunggu oleh penggemar ini tidak setinggi album Thriller, namun tetap saja dapat dianggap sukses secara komersial, serta berhasil menelurkan tujuh hit single di Amerika Serikat, lima di antaranya ("I Just Can't Stop Loving You", "Bad", "The Way You Make Me Feel", "Man in the Mirror" dan "Dirty Diana"). Hingga tahun 2008, album ini telah terjual lebih dari 30 juta kopi di seluruh dunia.


Bakti Sosial

Pada 14 Mei 1984, Jackson diundang ke White House untuk menerima penghargaan yang diberikan langsung pada saat itu oleh Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan. Penghargaan ini diberikan atas kepedulian Jackson terhadap orang yang memiliki ketergantungan alkohol dan narkoba, sumbangan Jackson untuk badan amal yang membantu orang untuk keluar dari ketergantungan alkohol dan penyalahgunaan narkoba.

Pada tahun yang sama, ia memenangi 8 penghargaan pada Grammy Awards 1984. Pada tahun ini pula ia menyelenggarakan tur bertajuk Victory Tour yang secara total ditonton oleh lebih dari 2 juta orang. Ia mendonasikan $5 juta pendapatan dari Victory Tour untuk amal.

Jackson, bersama Lionel Richie, juga membuat single "We Are the World" yang dirilis ke seluruh dunia untuk tujuan amal, yaitu membantu rakyat miskin di Afrika dan Amerika Serikat. Single ini dinyanyikan oleh 39 selebritis, termasuk Jackson. Single ini juga menjadi single dengan penjualan terbaik sepanjang masa, dengan total penjualan 20 juta kopi.


Film Moonwalker

Pada 1988, Jackson merilis autobiografi pertamanya, yaitu Moonwalk, yang membutuhkan waktu selama 4 tahun untuk menyelesaikannya. Di dalam autobiografinya tersebut Jackson menulis tentang masa kecilnya, The Jackson 5, dan perlakuan kejam yang dideritanya.

Dia juga menulis kalau dia hanya menjalani dua operasi plastik pada mukanya. Jackson kemudian merilis film yang disebut Moonwalker yang berisi kumpulan rekaman-rekaman dan film pendek yang dibintangi Michael Jackson sendiri, dan Joe Pesci. Pada bulan Maret 1988.


Moonwalker adalah sebuah film yang dibintangi Michael Jackson sendiri. Film ini terdiri dari klip singkat mengenai riwayat Michael Jackson, kumpulan beberapa video klip dari album Bad, serta adegan-adegan tambahan yang merangkai klip-klip tersebut menjadi alur cerita yang utuh. 

Judul film ini diambil dari jargon Moonwalk, teknik tarian yang dipopulerkan oleh Jackson dalam penampilannya pada acara Motown 25: Yesterday, Today, Forever. Meskipun sebenarnya jargon tersebut dipopulerkan oleh media massa, namun Jackson sendiri memilih nama tersebut untuk judul filmnya.

Pada awalnya film ini dirilis bersamaan dengan diluncurkannya album Bad pada tahun 1987. Namun pada akhirnya film ini diluncurkan sebagai bagian dari konser Bad World Tour. Film ini pertama kali ditayangkan di bioskop-bioskop Inggris pada 26 Desember 1988. Film ini baru dirilis pada 10 Januari 1989 dalam bentuk Home Video setelah Jackson menyelesaikan Bad World Tour. Bedasarkan data 17 April 1989, video film ini telah terjual hingga 800.000 copy.

Selama masa mudanya, Jackson memiliki kulit coklat, namun sejak awal tahun 1980, kulitnya tampak semakin memutih. Perubahan warna kulit ini memancing pertanyaan media dan memunculkan rumor-rumor, di antaranya rumor yang mengatakan bahwa Jackson sengaja memutihkan kulitnya. 

Menurut biografi yang ditulis oleh J. Randy Taraborrelli, pada tahun 1986, Jackson didiagnosis menderita penyakit vitiligo dan lupus merupakan penyakit vitiligo membuat kulitnya terlihat putih di beberapa bagian. 

Penyakit ini mengakibatkan Jackson sensitif terhadap sinar matahari. Perawatan yang diberikan kepada Jackson untuk penyakitnya tersebut turut mengakibatnya kulitnya semakin memutih. Selain perubahan pada warna kulit, ia juga diketahui melakukan operasi plastik pada bagian hidung, jidat, bibir, dan tulang pipi.


Michael Jackson merencanakan untuk menggelar konser terakhirnya di O2 Arena London, Jackson menamai konser ini dengan nama This Is It Michael Jackson. Konser yang rencananya akan dilaksanakan tanggal 25 Juli 2009, namun satu bulan sebelum konsernya berlangsung, Michael Jackson meninggal dunia di rumahnya di Los Angeles pada hari Kamis, 25 Juni 2009. Ia tidak sadarkan diri setelah mengalami gagal jantung. Ia juga diduga mengalami gagal jantung sesaat setelah diberi suntikan demerol. Semoga karya dan kebaikan yang beliau lakukan selama ini berkenang dihati masyarakat dan pecinta musik pop di dunia.

AKU AKAN BERADA DISINI

Setiap kali kamu sedang merasa sedih
ataupun merasa hampa
Sahabat, panggil saja diriku
Aku akan berada di sini untukmu

Setiap kali kamu sedang merasa senang
ataupun merasa sedih
Sahabat, panggil saja diriku
Kamu akan merasa senang atas apa yang kamu miliki

Karena aku akan berada di sini
dengan tangan terbuka
Aku akan berada di sini
untuk meggenggam tanganmu

Jangan takut dengan setiap kesulitan
Karena aku akan selalu bersamamu
Melewati setiap kesulitan itu

Wahai sahabatku

GURU

Guruku...
Kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Kau tempatku mengadu bila ku berada disekolah
Kau pengganti kedua orangtuaku

Guruku...
Kau tetap membimbingku hingga ku menjadi pintar
Sabar menghadapi tingkah laku diriku
Sabar mengajarkan ku disekolah
Agar aku berhasil mencapai cita-cita

Guruku...
Jasamu tak akan pernah ku lupakan
Nasihatmu akan selalu aku ingat
Hingga akhir khayatku
Terimakasih guruku