Rabu, 26 November 2014

Tugas 6 - Pesta Rakyat Jokowi

Pesta Syukuran Rakyat #Salam 3 Jari yang digelar seusai pelantikan presiden dan wakil presiden baru, Joko Widodo-Jusuf Kalla, pada Senin, 20 Oktober 2014, menuai beragam opini masyarakat. 

Abdul Majid, 55 tahun, mengamati panggung besar yang akan jadi panggung utama presiden baru menyapa rakyat dari dekat di Monas. "Menarik sekali, ini kebanggaan besar untuk kami rakyat Indonesia," kata Majid kepada Tempo, Ahad 19 Oktober 2014.

Menurut dia, belum ada pesta penyambutan presiden baru semeriah ini. Majid menganggap sosok Jokowi memang begitu dekat dengan rakyat. "Ya dia memang seperti itu, warga disuruh datang ke sini lihat dari dekat. Luar biasa," ujar dia. 

Ketika ditanya rencananya untuk ikut serta pesta besok, Majid mengungkapkan keinginan besarnya. Sayangnya, ia tidak memastikan rencana itu karena harus bekerja. "Insya Allah, kalau memang besok ada kesempatan saya ajak keluarga semua menonton," kata warga Jakarta Timur ini. 

Tak hanya Majid yang menyambut positif pesta yang digawangi personel band Slank, Abdee Negara ini. Sri Mulyani,48 tahun, tertarik melihat keramaian Monas di tengah persiapan pesta. Ia datang bersama suami dan anak-anaknya. 

"Ini mumpung masih sepi lihat-lihat dulu, kalau ramai, besok mau nonton," kata dia. Sri berharap bisa melihat Jokowi dari dekat karena dia belum mengenal betul sosok Jokowi. "Ingin tahu presiden baru kayak apa. Semoga sih benar-benar bisa lebih baik," ujar warga Kalianyar Jakarta Barat ini.

Besok, tim relawan presiden baru akan menggelar pawai budaya, pesta kuliner, dan konser musik. Sekitar 1.600 orang akan melakukan pawai budaya dari Bundaran Hotel Indonesia ke Istana Negara. Presiden dan wakilnya akan diarak bersama mereka. Relawan juga menyediakan 124.500 porsi makanan dan 700 ribu minuman yang bisa dinikmati masyarakat secara gratis. Selain itu, mereka menjadwalkan ada sekitar 30 pengisi acara konser rakyat yang diadakan di Monumen Nasional, Jakarta Pusat.

Bagi Ilal, 21 tahun, warga Halim, Jakarta Timur, pesta semacam ini hiperbola. Di hari pertama menjabat sebagai presiden, tak seharusnya Jokowi menggelar acara yang terlampau mewah. "Sepertinya dulu SBY dua kali periode enggak pernah seperti ini, lebay lah," kata dia. Ia menilai kemenangan Jokowi syarat dengan kontroversi sehingga tak pantas dirayakan berlebihan.

Ilal menyarankan agar tim relawan Jokowi seharusnya bisa menggelar acara yang lebih bermanfaat. "Daripada menghabiskan uang banyak, mending dibuktikan dulu kerjanya," katanya. Ketika ditanya rencana untuk menonton acara ini, ia memilih menonton di rumah. "Ah saya enggak doyan keramaian begitu. Lebih baik menonton lewat televisi," ujarnya.

Serupa dengan Ilal, Yunan, 55 tahun, mengatakan acara semacam ini rentan mengundang cap buruk dari kubu Prabowo. "Ya harusnya nanti dulu, takutnya kubu sebelah menganggap jelek," kata dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar