Minggu, 28 Desember 2014

Pro Kontra Kenaikan Harga BBM

Kenaikan BBM Rp. 2000 per liter menimbulkan pro kontra di kalangan masyarakat dam mahasiswa. Pihak yang menolak, mempertanyakan mengapa pemerintah menaikkan BBM di saat harga minyak dunia sedang mengalami penurunan. Sedangkan pihak yang mendukung, menyatakan bahwa BBM harus dinaikkan karena sempitnya ruang fiskal.

Berikut ini, adalah aksi-aksi pro-kontra kenaikan harga BBM:

UMS Tolak Kenaikan BBM
Puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo menduduki SPBU, Pabelan Kartasura, saat warga sedang antre mendapatkan BBM sebelum pemberlakuan harga baru, pada Senin, 17 November 2014 malam.

Tak hanya menduduki SPBU, mereka yang melakukan long march sejauh 700 meter dari kampus, dan meletakkan boneka pocong di area SPBU. Aksi tersebut sebagai bentuk protes kepada pemerintah, atas kenaikan harga BBM.

“Pemasangan pocong ini sebagai simbul matinya hati nurani pemerintah. Mereka telah menaikkan harga BBM seenaknya. Padahal harga minyak dunia sedang turun,” ujar Andy salah satu peserta aksi, seperti dilansir Merdeka.
  
AMI Protes Kenaikan BBM
Ratusan mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) yang terdiri dari 15 kampus seperti ISTN, UP, UI, Unas, Trisakti, Posgoro, IISIP, Universitas Sahid, UIN dan Gunadarma, menggelar aksi protes dengan memblokade Jalan Lenteng Agung. Aksi tersebut digelar sebagai protes terhadap kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM bersubsidi.

“Kami (AMI) secara tegas menolak kenaikan harga BBM bersubsidi yang dilakukan Pemerintah Jokowi-JK,” kata Tintus, koordinator aksi. Menurut Tintus, kenaikan harga BBM tersebut membebani masyarakat karena harus mengeluarkan pengeluaran yang lebih demi memenuhi kebutuhan hidup.

BEM FUI Dukung Kenaikan Harga BBM
Berbeda dengan para mahasiswa pada umumnya yang menolak kenaikan harga BBM, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) justru mendukung kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Dalam konferensi pers, Senin, 17 November 2014, di Selasar FEUI, Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat, BEM FEUI menyatakan mendukung kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak menjadi Rp 8.500 per liter.

Setelah melalui studi dan kajian, BEM FEUI mengungkapkan bahwa subsidi BBM yang semakin membengkak telah membebani APBN dan mengurangi ruang fiskal. Padahal, alokasi subsidi BBM sangat timpang jika dibandingkan untuk alokasi aspek lain yakni pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial.

Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategis FEUI Hazna Nurul Faiza mengatakan, subsidi BBM merupakan salah satu faktor utama penyebab defisit ganda yang dialami Indonesia.
“Dengan mengurangi subsidi BBM, APBN dan neraca pembayaran dapat diselamatkan,” ujar Hazna kepada Suara Pembaruan.
Dukungan untuk kenaikan harga BBM tak hanya disuarakan oleh BEM FEUI, tapi juga oleh BEM FK, BEM FKG, BEM FPsikologi. Setelah menyampaikan dukungan, BEM FEUI tetap akan memonitor dan mengawasi pembagian subsidi bagi rakyat miskin melalui Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan sejumlah kartu yang dikeluarkan pemerintah lainnya.


1 komentar: