Perekonomian
dunia saat ini semakin terhubung. Apa yang yang terjadi di suatu negara akan
begitu cepat dirasakan oleh negara lain.
Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia (BI), menilai ekonomi
global yang semakin terhubung karena globalisasi menyediakan peluang bagi
Indonesia.
“Dinamika globalisasi telah menyediakan banyak peluang bagi Indonesia.
Integrasi yang kuat ke dalam rantai nilai perdagangan global, merupakan sumber
penciptaan lapangan kerja yang semakin luas dan beragam,” paparannya dalam
acara Banker’s Dinner di JCC, Jakarta, Kamis (20/11/2014).
Agus pun mengutip salah seorang ekonom
besar yaitu Adam Smith. “Division of labor is limited by
the extent of the market. Dengan kata lain, tanpa akses ke pasar
yang lebih besar, penciptaan lapangan kerja yang lebih beragam atau division of labour dapat terhenti,” katanya.
Meski begitu, Agus menggarisbawahi bahwa globalisasi juga menyimpan
risiko. Kini, perekonomian domestik lebih terbuka terhadap risiko yang datang
dari negara lain.
“Integrasi ke dalam perekonomian global menyebabkan perekonomian
domestik lebih terbuka terhadap risiko guncangan eksternal. Keterkaitan yang
semakin kuat menyebabkan gejolak di satu belahan bumi dapat cepat merambat ke
belahan bumi lain,” jelasnya.
Kondisi ini, tambah Agus, menyebabkan krisis ekonomi sekarang terjadi
dalam jeda waktu yang semakin pendek. Jika biasanya butuh puluhan tahun dari
satu krisis ke krisis berikutnya, maka kini hanya butuh beberapa tahun.
“Frekuensi krisis global semakin sering. Siklusnya juga memendek
dalam 2 dekade terakhir ini,” tegasnya.
Kesimpulan : Integrasi ke dalam perekonomian global menyebabkan
perekonomian domestik lebih terbuka terhadap risiko guncangan eksternal.
Keterkaitan yang semakin kuat menyebabkan gejolak di satu belahan bumi dapat
cepat merambat ke belahan bumi lain. Menyebabkan krisis ekonomi sekarang
terjadi dalam jeda waktu yang semakin pendek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar