Pemogokan pilot selama 14 hari mengakibatkan kerugian besar bagi Air France, maskapai penerbangan terbesar kedua di Eropa. Demikian disampaikan manajemen Air France-KLM, Kamis (19/2/2015).
Dalam publikasi pendapatan tahunannya, pada 2014 Air France-KLM membukukan kerugian hingga 226 juta dolar AS atau hampir Rp 3 triliun. Demikian pernyataan resmi perusahaan merjer Perancis dan Belanda itu.
"Di paruh kedua 2014, aktivitas kami terpengaruh dengan pemogokan pilot Air France selama 14 hariyang diperkirakan mengakibatkan dampak negatif dalam operasional hingga 425 juta euro (sekitar Rp 6,2 triliun)," demikian pernyataan itu.
Tanpa pemogokan tersebut, Air France meyakini bisa meraup keuntungan hingga 296 juta euro atau Rp 4,3 triliun naik dari keuntungan 2013 yang mencapai 103 juta euro.
Para pilot Air France itu mogok berkaitan dengan rencana membentuk maskapai penerbangan murah Transavia France.
Para pilot ini khawatir rencana tersebut akan memaksa kru Air France yang bergaji tinggi bekerja untuk Transavia dengan gaji yang jauh lebih rendah. Selain itu mereka khawatir maskapai penerbangan murah itu akan merebut rute Air France.
Di bawah program restrukturisasi, Air France-KLM sudah memberhentikan 8.000 pegawai atau sekitar 10 persen dari seluruh karyawan kedua maskapai itu lewat skema pensiun dini.
"Kondisi ekonomi secara signifikan berubah, setelah beberapa bulan stabilitas, harga minyak dan nilai tukar euro menurun yang tentu saja mengubah parameter kami secara signifikan pula," kata salah seorang petinggi Air France-KLM Alexandre de Juniac.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar